Sabtu, 21 Mei 2011

Perusahaan di Bidang Kontraktor

PERAN KONTRAKTOR DALAM CSH

Pihak-pihak yang berperan dan berpengaruh dalam CSH adalah Pemerintah, Organisasi Pekerjaan, Asuransi, Owner, Kontraktor dan lain-lain. Dari banyak pihak tersebut yang perannya besar adalah kontraktor, karena kontraktor terlibat secara lengkap pada perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses kontruksi.

Manajeman Kontraktor, didalam manajemen kontraktor terdapat hubungan yang sangat erat di antara fungsi-fungsi yang ada yaitu fungsi manajemen pemasaran, manajemen operasi / produksi, dan manajemen sumber daya manusia. Kegiatan intinya adalah manajemen produksi yaitu kegiatan pelaksanaan proyek. Kegiatan pelaksanaan proyek baru ada, sebagai hasil kegiatan pemasaran, kemudian di dalam pelaksanaan proyek kegiatannya didukung oleh pengaturan sumber daya milik perusahaan (uang, tenaga kerja, dan alat) sasaran dari kegiatan usaha kontraktor dapat di jabarkan dalam 3 hal yaitu :
o Profit / keuntungan
o Performance / kinerja
o Profesionalisme
Ketiga sasaran tersebut dicapai melalui pengendalian biaya, mutu, waktu dan safety. Bila profit tercapai maka akan memperkuat manajeman sumber daya, bila performance diperoleh akan mempermudah / memperkuat manajemen pemasaran, dan bila perusahaan memperoleh profesionalisme / keahlian atau ketrampilan maka hal ini akan memperkuat manajemen produksi sebagai inti kegiatannya.
CHS dalam Manajemen Proyek, untuk mencapai sasaran proyek akan perlu adanya pengendalian dalam aspek biaya, mutu, dan waktu (BMW) ditambah dengan keselamatan (safety). Masing-masing mempunyai alat kendali yang merupakan produk perencanaan dalam manajemen proyek konstuksi , yaitu :
o Biaya, alat kendalinya adalah Anggaran Biaya Pelaksanaan ( Cost Budgeting ).
o Mutu, alat kendalinya adalah Rencana Mutu ( Quality Plan ).
o Waktu, alat kendalinya adalah Rencana Waktu Pelaksanaan ( Time Schedule )
o Safety , alat kendalinya adalah Rencana Keselamatan ( Safety Plan )
Cost of Safety, dengan pola pemikiran yang saat seperti Cost of Quality, maka Cost of Safety dapat digambarkan dari tiga unsur yaitu :
o Inspection cost (biaya inspeksi)
o Prevection cost (biaya pencegahan)
o Accident cost (biaya kecelakaan)
Bila system keamanan belum berlaku, biasanya biaya inspection dan prevention kecil sedang biaya accident besar. Dengan upaya CSH maka sasaran utamanya adalah menekan sekecil mungkin biaya accident dengan memperbesar biaya prevention atau inspection sehingga total cost of safety menurun. Total cost of safety tersebut masih dapat diturunkan dengan pola investasi pada biaya prevention. Maksudnya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk prevention seperti peralatan keamanan bangunan dan rambu-rambu keamanan dibuat yang permanen dan dapat dipakai berkali-kali sehingga dibebankan sebagai investasi. Dengan demikian biaya prevention menjadi biaya depresiasi dari investasi yang dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar